Salam sejahtera buat kita semua semoga sehat dalam beraktivitas…
Dalam postingan saya kali ini marilah kita mencoba menganalisa pembahasan tentang “Demam Panggung” yang seringkali menghantui para pembicara atau publik speking (PS).Memang banyak orang yang mengalami ketidakpastian mental untuk melakukan pidato di depan umum atau publik speaking (PS). Sering kali kita dihinggapi rasa takut berbicara di depan umum. Kondisi seperti inilah yang disebut dengan :
- Demam Panggung
- Kecemasan Berbicara
- Stres Kerja
- Gugup
- Panik
- Glossphobia
Dampak dari demam panggung secara fisik dan mental antara lain :
- Jantung berdetak lebih cepat atau hati berdebar-debar.
- Kaki atau lutut bergertar, demikian pula tangan.
- Tenggorokan atau mulut kering.
- Lupa yang mau dibicarakan.
- Suara bergetar bahkan sulit dikeluarkan.
- Tangan atau telapak tangan terasa dingin.
- Urat nadi berdenyut cepat.
- Bibir bergetar.
Berbicara di depan umum merupakan suatu “ketakutan”. Ada ungkapan, takut berbicara diposisikan pada urutan kedua setelah takut gigitan ular atau takut mati berada diurutan kedua setelah takut berbicara, dan bahkan ada yang berpendapat bahwa takut berbicara merupakan ketakutan nomor satu di antara semua ketakutan.
Secara umum “Demam Panggung” atau takut melakukan publim speaking (PS) akan menimpa seseorang jika orang tersebut :
- Merasa takut kelihatan bodoh atau “bloon” di depan orang lain.
- Takut tidak bisa berebicara apa-apa setelah di podium.
- Tidak melakukan persiapan.
- Tidak tahu apa yang harus di bicarakan atau dilakukan di podium.
- Menyadari atau mengetahui akan dinilai orang banyak.
- Menghadapi situasi asing atau tidak familiar.
Secara garis besar ada dua cara untuk mengendalikan atau mengatasi demam panggung antara lain :
- Metode jangka panjang, yakni dengan mempelajari teori dan teknik PS serta melakukan latihan PS. Kemampuan dan kemahiran PS dapat dimiliki oleh siapa saja yang mau bersusah payah melakukan dua hal tadi (belajar dan berlatih)
- Metode jangka pendek. Ini termasuk penanganan darurat jika keadaan mendesak, yakni dengan cara :
- Relaksasi atau pelemasan otot-otot yang tegang, misalnya dengan menggoyangkan kaki , menyalami tangan sendiri dan meletakkannya di atas kepala, memutar-mutar leher dan bahu.
- Menarik napas dalam-dalam.
- mengambil segelas air ke podium jika memungkinkan.
- menggoyang-goyangkan tangan yang bergetar secara perlahan dan meletakkannya di atas mimbar.
- Memegang sesuatu _misalnya tissu_ di kepaln tangan sebagai pengalih ketegangan.
- Sembelum tampil, pejamkan mata dan bayangkan audience mendengarkan, tertawa, dan bertepuk tangan buat anda.
- Ucapkan sesuatu kepada seseorang sekedar mengecek dan meyakinkan bahwa suara anda siap dikeluarkan di podium.
Agar demam panggung tidak menerpa kita saat melakukan PS, hal-hal berikut harus menjadi perhatian kita
- Melakukan latihan : keluarkan suara dengan keras, berdiri di depan cermin, jika perlu pilih tempat di sudut ruangan agar ada pantulan suara, gunakan tape recorder untuk merekamnya, dan jika memungkinkan berlatihlah berbicara di depan teman-teman dekat kita.
- Selalu melakukan persiapan secara menyeluruh.
- Bicara apa yang kita ketahui saja.
- Pilih topik yang sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman.
- Konsentrasi hanya pada pesan yang akan kita sampaikan pada audience.
- Gugup adalah hal normal, namun jangan perlihatkan. Just don’t show it.
- Kebanyakan demam panggung hanya terjadi sebelum naik podium. Begitu kita tampil, demam panggung lenyap dengan sendirinya.
- Berbicaralah seolah-olah audience adalah teman-teman kita.
- Ingat-ingat kejadian menyenangkna yang sudah lalu.
Masalah takut berbicara di depan umum (demam panggung) ini dapat perhatian serius dari para pakar PS. Mereka pun menawarkan berbagai kiat, teknik, ataun solusi untuk mengatasinya, mulai dari membayangkan audience dalam pakaian dalam mereka hingga melakuakan persiapan sebaik-baiknya.
FOLLOW ME ON TWITTER @RODASAUT1